Peringati Peristiwa Geger Cilegon Ke-134 di Alun-alun, PPMC Rekomendasikan Rumdin Walikota Dijadikan Museum

Iklan Semua Halaman

Peringati Peristiwa Geger Cilegon Ke-134 di Alun-alun, PPMC Rekomendasikan Rumdin Walikota Dijadikan Museum

Senin, 18 Juli 2022
Salah satu rangkaian dalam acara Peringatan Geger Cilegon 1888 di Alun-alun

CILEGON – Persatuan Perjuangan Masyarakat Cilegon (PPMC) bersama aliansi aktivis Banten yang tergabung dari berbagai Ormas dan OKP serta tokoh ulama dan tokoh masyarakat, menyelenggarakan acara Peringatan Peristiwa Geger Cilegon 1888 ke-134 tahun, yang diselenggarakan di Alun-alun Kota Cilegon, pada Minggu (17/07/2022) malam.

Dalam acara tersebut, dimulai dengan membaca do'a bersama untuk para pahlawan perjuangan Geger Cilegon dan dilanjutkan acara pawai obor dengan rute sepanjang jalan protokol Cilegon, sebagai simbol Cilegon menyambut perayaan peristiwa bersejarah tersebut.

Di manaPPMC menginginkan agar sejarah Geger Cilegon yang menewaskan banyak petinggi Pemerintahan Kolonial Belanda saat itu, menjadi muatan lokal di semua sekolah yang ada di Kota Cilegon. Hal ini tercermin dari tema; "Warisilah Apinya, Bukan Asapnya".

Ustadz Sunardi selaku ketua Steering Committee (SC) Peringatan Hari Geger Cilegon, menyampaikan bahwa pihaknya punya rencana untuk membuat simposium untuk menggali sejarah di Banten, khususnya bagi generasi muda Cilegon.

"Kita kedepannya mempunyai rencana akan membuat simposium atau ruangan diskusi untuk menggali peradaban budaya di Kota Cilegon karena ini pihaknya mendorong sebagai muatan lokal untuk masuk ke pelajaran dan sudah ada obrolan juga dengan dinas terkait tinggal pengembangannya kedepannya. Untuk tindak lanjutnya tetap pemerintah daerah yang punya kebijakan penuh dalam hal tersebut," kata Sunardi di sela acara Peringatan Perjuangan Geger Cilegon 1888 ke-134 tahun.

Sementara itu, Presiden PPMC Mulyadi Sanusi merekomendasikan kepada Walikota Cilegon agar supaya rumah dinasnya yang merupakan bagian dari sejarah Geger Cilegon, dijadikan museum sebagai pusat informasi publik. Dengan adanya museum nantinya bisa untuk edukasi dan sarana berdiskusi sesama kader generasi Kota Cilegon bisa mengetahui arti penting dari sejarah Geger Cilegon.

"Kita sebagai generasi penerus bangsa, sebagai kader perjuangan dan sebagai anak cucu pejuang meminta bersama-sama ketika ada sebuah kesewenang-wenangan sebuah penindasan kita bersatu untuk melawan semua itu," tegas aktivis yang kerap disapa Cak Mul.

Selain itu, Cak Mul juga sangat menyayangkan ketidakhadirannya Walikota Cilegon yang menurutnya, sebagai walikota harus mengadakan acara peringatan Geger Cilegon itu dengan mewah, karena Cilegon saat ini memiliki PAD yang besar.


"Ini mah sudah tidak mengadakan acara peringatan peristiwa Geger Cilegon ini yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, bahkan kami undang pun beliau tidak hadir tanpa memberikan konfirmasi kepada panitia, padahal seluruh Muspida sudah kita undang," ungkapnya.

"Hanya dari TNI dan Polri yang hadir. Ada masalah apa dengan kami sehingga walikota tidak hadir,? kalo ketua DPRD Ada konfirmasi, alasannya bahwa saudaranya ada yang meninggal, ya kita mahlumi," sambung Cak Mul.

Untuk itu, selain menyampaikan bahwa setelah acara ini, PPMC sebagai panitia penyelenggara, akan merekomendasikan kepada walikota. Adapun beberapa poin isi dari rekomendasi itu adalah sebagai berikut;

"Kita panitia persatuan perjuangan masyarakat cilegon (PPMC) akan merekondasikan kepada walikota untuk:
1. Bagaimana caranya agar rumah dinas walikota itu di jadikan musium sebagai pusat informasi publik.
2. Bagaimana caranya membuat musium atau gedung Cilegon Culture Center, supaya kader kader generasi kota Cilegon bisa mengetahui arti penting dari sejarah geger cilegon tersebut.
3. Membuat lembaga kesenian Cilegon. 
4. Melakukan penelusuran sejarah terhadap daerah-daerah yang memiliki potensi ataupun peninggalan sejarah.
5. Perlindungan terhadap situs-situs sejarah yang ada di Cilegon.
6. Penamaan jalan Kota Cilegon dan di dalam kawasan industri menggunakan nama pahlawan geger Cilegon.


Itulah beberapa rekomendasi dari para panitia yang akan diserahkan kepada Walikota Cilegon," bebernya.

Selain itu, ada juga rekomendasi kepada pemerintah pusat dan dunia internasional dari PPMC


"Rekomendasi Untuk Dunia - PBB yakni
Membebaskan Al Quds Dari negara Zionis Israel dan Sekutunya, kita menuntut Kemerdekaan  Bagi Negara Palestina.
Sedangkan ekomendasi untuk Pemerintah Pusat, terwujudnya Daerah Istimewa Banten, ucapnya.

Ditemui di tempat yang sama, Muhammad Ibrohim Aswadi Perwakilan DPRD Kota Cilegon menyampaikan pesan agar masyarakat Cilegon tidak lupa apalagi sampai tidak tahu hari peringatan Peristiwa Geger Cilegon.

"Orang cilegon jangan sampai lupa bahwa setiap tanggal 09 Juli itu ghiroh peringatan Geger Cilegon 1888 yang harus dikemukakan wong Ciegon bukan hanya PPMC saja. Geger Cilegon ini merupakan kebanggaan bagi kita, artinya perjuangan Geger Cilegon ini tidak boleh berhenti di Kota Cilegon karena masih banyak kedzaliman terhadap masyarakat kita ini," himbaunya.

"Kita harus lawan kedzaliman itu, jangan diam saja karena ini merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya tanggung jawab PPMC saja," tandasnya. (*red)

Iklan

#Sejarah
close