Ketua Preaidium PMAG Cilegon Ustadz Sunardi dalam suatu aksi demonstrasi
CILEGON— Ketua Presidium Persatuan Masyarakat Asli Gusuran (PMAG) Ustadz Sunardi kembali merillis sebuah catatan sejarah awal mula masuknya dunia industri di Kota Cilegon.
"Menyambut Dirgahayu Krakatau Steel yang Ke- 52 Tahun, ada jejak sejarah alih fungsi ekonomi agraris ke ekonomi manudaktur atau industri. Dalam catatan PMAG : saat Orde Lama, 1. July 1956, Kunjungan kepala negara dan tim RI ke USA, 14 September 1956, kunjungan kepala negara RI dan tim ke Uni Sofyet dan penandatanganan kerjasama bilateral kedua negara. Dan akhirnya pada 7 Juni 1960, penandatanganan antara RI dan Tjazpromex Pert Moscow ( proyek pembangunan pabrik baja Trikora )," tulisnya Ustadz Sunardi. Kamis (25/8/2022).
Lebih lanjut, Ustadz Sunardi juga menjelaskan setelah pencanangan pabrik baja terbesar di Asia Tenggara tersebut, setelah mendapat persetujuan dari para tokoh kasepuhan, diiringi dengan sebuah relokasi sebagian penduduk Cilegon.
"Kemudian pada tahun 1960- 1962 pembebasan lahan dan pemindahan penduduk ke Kebon Dalem dari beberapa kampung yang bdibebeskan seperti Kampung Bebulak Wetan, Kubang Wuluh Kidul dan Ramanuju Lor. Lalu pada 20 Mei 1962- 1968, pembangunan Pabrik Baja Trikora. Dan 25 Juni 1963, penetapan proyek pabrik baja Trikora ( No. 123 )," jelasnya.
" Dan saat peristiwa G-30S dan Sanering di tahun 1965, akibatnya Pembangunan Proyek Baja Trikora dihentikan sementara. Kemudian terjadi transisi dari Orla ke Orba dan pada 28 Desember 1967, dikeluarkannya Inpres No. 17. ( Perseroan Terbatas ) dan 1967 - 1970, dilakukan kajian ulang kelanjutan Proyek Baja," sambungnya.
Dan tepat pada Tanggal 31 Agustus 1970, Ustadz Sunardi juga memiliki catatan sejarah dikeluarkannya PP Nomor 35 Tentang Penyertaan modal negara untuk kelanjutan pabrik baja Krakatau Steel.
Ustadz Sunardi juga juga memaparkan adanya perluasan pabrik baja Krakatau Steel di tahun 1973 - 1978, yang berdamapak kemabli dilakukannya pembebasan lahan dan pemindahan penduduk untuk Perluasan Pabrik Baja Krakatau Steel. pada 7 Maret 1973 diiringi dengan Gubernur Jawa Barat mengeluarkan SK 62/A/1-2/SK/73. Pembentukan tim pembebasan lahan untuk perluasan Pabrik Baja Krakatau Steel.
"14 September 1973, pembebasan (ganti rugi lahan) dan pemindahan penduduk dari 49 kampung (11 Wilayah Desa di Kecamatan Pulomerak (dulu wilayahnya mencakup 4 kecamatan saat ini, Pulomerak, Citangkil, Grogol dan Purwakarta) ke 9 Wilayah Desa di Kecamatan Cilegon (saat itu mencakup wilayah Kecamatan Cibeber dan Jombang," paparnya.
"Lalu pada 1978 dan seterusnya berimbas pada terjadinya alih fungsi lahan yang berorientasi pada ketahanan pangan ke Ekonomi Manufaktur daya beli pangan. Cilegon betul-betul rumah kita. Semoga keberadaan Karakatau Steel bisa terus membawa kemashlahatan buat masyarakat Cilegon. Amiin," tutupnya. (*red)
#Sejarah