Antrian Panjang yang terjadi di SPBU yang Berada di Pusat Kota Cilegon
CILEGON— Meski kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah sebulan lebih, namun sejumlah SPBU yang berada di pusat Kota Cilegon masih kerap terjadi antrian panjang yang kadang sampai mengular hingga jalan raya.
Hal ini menuai keluhan dari sejumlah warga Cilegon yang mengaku merasa bosan karena kerap menganteri lama saat mengisi BBM.
"Ini kok ramai terus Pom Bensin di Cilegon, khususnya di flyover dan Kedaleman Cibeber, ini kenapa ? Ini sudah terjadi sebelum BBM naik dan setelah naik masih terjadi antrian panjang. Keseringen begini ya bosan lah, apalagi kalau lagi buru-buru, gak ngisi takut kehabisan ngisi kelamaan," keluh warga Cilegon, Ucup. Sabtu (8/10/2022) dinihari.
Keluhan masyarakat tersebut dibenarkan oleh Ketua LSM Gempita Kota Cilegon, Rahmatullah yang mengakui kerap mendapat aduan masyarakat soal panjangnya antrian di sejumlah SPBU tersebut.
Pihaknya menilai, tingginya kenaikan yang ditetapkan pemerintah membuat harga BBM eceran dengan SPBU terjadi selisih yang signifikan, sehingga kebanyakan warga lebih memilih mengisi BBM di SPBU. Dan kontrasnya harga Pertalite yang naik menjadi Rp. 10.000/ liter dengan harga Pertamax yang naik Rp. 16,500/ liter, membuat antrian panjang di pos pengisian Pertalite.
"Harusnya yang bawa mobil mewah sadar diri agar tidak ngisi BBM bersubsidi yang menambah antrian panjang dan merugikan masyarakat yang memang berhak ngisi BBM subsidi. Kita juga lakukan monitor ke lapangan, lihat saja di pos pengisian Pertamax yang sepi. Padahal di Pandeglang sana gak begini," ungkapnya.
"Di Cilegon mah siang malam antri sampai ke jalan kasihan masyarakat. Ini tentu harus menjadi perhatian bersama, khususnya pemerintah yang menentukan regulasi dan kebijakan. Perlu adanya ketegasan sanksi untuk kendaraan (mewah) kategori tertentu yang masih mengisi BBM subsidi. Dan kalau perlu dilakukan evaluasi di setiap SPBU-SPBU yang mungkin lamban dalam pelayanan," sambungnya.
Salah satu petugas SPBU di Cilegon yang minta namanya dirahasikan, juga membenarkan soal antrian panjang yang kerap terjadi di pos pengisian Pertalite, dikarenakan banyaknya warga yang memilih jenis BBM yang harganya lebih ringan.
"Kita juga capek kang, pembeli gak habis-habis gitu kita jadi berdiri terus melayani semaksimal mungkin. Untungnya ada rollingan, kalau lagi tugas di pos Pertamax kita agak santai," ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun, dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diprediksi masih akan berlanjut sampai akhir tahun 2022. Di mana Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada September 2022 sebesar 1,17% secara bulanan atau month over month (mom) atau secara tahunan mencapai 5,95% secara tahunan atau year on year (yoy). Inflasi ini disulut kenaikan harga BBM di awal bulan September 2022.
Ekonom DBS Group Research bahkan memperkirakan, dampakk kenaikan harga BBM ini masih belum akan berhenti di September saja. Dampak susulan masih akan terasa pada akhir tahun 2022. (*red)
#Peristiwa