Bagannya Hancur Ditabrak Kapal Tongkang, Nelayan di Bojonegara Ini Mengaku Tidak Bisa Mencari Ikan Lagi

Iklan Semua Halaman

Bagannya Hancur Ditabrak Kapal Tongkang, Nelayan di Bojonegara Ini Mengaku Tidak Bisa Mencari Ikan Lagi

Jumat, 25 November 2022
Bagan milik nelayan Kepuh yang hancur ditabrak Kapal Tongkang

SERANG— Nelayan Kampung Kepuh, Desa Margagiri, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang bersama Ormas LPKMP dan Bela Negara Kecamatan Bojonegara mendatangi Pos Wilker Bojonegara Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banten,  Jum'at (29/11/2022) siang. 

Kedatangan mereka untuk menanyakan alamat perusahaan kapal tongkang yang menabrak bagan milik salah satu Nelayan Kepuh, Bahudin hingga hancur dan tidak bisa digunakan lagi.


"Kejadiannya malam Rabu (22/11/2022) saat ada angin kencang, saya ngajak Ketua Nelayan Kang Dedi, Kang Mahdum dan Kang Hanafi dari Ormas untuk membantu, kalau saya mah bingung mau nuntut ke siapa?  Akhirnya saya minta tolong ke Pak Cecep selaku tokoh masyarakat di sini," ungkap Bahudin. 

"Sejak bagan saya hancur saya gak bisa melaut cari ikan lagi orang bagan hancur begitu," ucapnya, polos.

Ketua Ormas Bela Negara, Mahdum menjelaskan maksud tujuan ke Pos Wilker Bojonegara KSOP Kelas I Banten,  untuk mencocokan data dari saksi dengan keterangan dari otoritas terkait soal olah gerak kapal di perairan tersebut pada saat kejadian. 

"Kita dari BN dan LPKMP datang ke Pos Wilker KSOP I Banten ini mau mensinkronkan nama kapal tongkang yang olah gerak pada Rabu Malam kemarin, nama agen perusahaan pelayaran dan alamatnya. Data sudah kita kantongi, tinggal nanti kita datangi untuk menuntut kantornya memberikan ganti rugi kepada nelayan Kepuh yang bagannya hancur," tegas Ketua Ormas Bela Negara, Mahdum

Sementara itu, Ketua Nelayan Kepuh, Dedi Barata berharap para perusahaan-perusahaan pemilik jetty di perairan Teluk Banten bisa lebih peduli dengan nelayan dan lebih aktif dalam mensosialisasikan soal alur kapal.

"Mudah-mudahan kejadian tongkang nabrak bagan ini tidak terulang kembali dikemudian hari, sejauh ini para pemilik jetty yang mensandarkan kapal-kapal besar juga belum melakukan sosialisasi kepada nelayan soal batas dan mana alur laut. Secara keberadaan kami lebih dulu ada timbang perusahaan-perusahaan. Seharusnya melalui CSR nya bisa berikan kompensasi secara rutin kepada nelayan yang makin terhimpit," harapnya. (*red) 

#Peristiwa

close