Warga Cilegon beramai-ramai membikin Ketupat untuk menyambut tradisi qunutan
CILEGON— Meski umumnya hidangan ketupat dengan sayur dan ragam lauknya identik dan mudah ditemui pada momen Hari Raya Idul Fitri. Namun di Provinsi Banten, masyarakatnya mempunyai tradisi membuat ketupat di pertengahan Bulan Ramadhan atau lazim disebut qunutan.
Di hari ke-15, masyarakat Banten khususnya di wilayah Utara, dalam tradisi tersebut, mulai sibuk dengan kegiatan memasak ketupat. Bahkan sebelumnya, di hari Ke 14 Ramadhan 1445 Hijriyah atau Rabu (25/3/2024) ini, para Ibu-ibu sudah sibuk mencari janur atau daun muda kelapa untuk urung kerangka ketupat. Dan para pedagang janur tampak sudah ramai menjajakannya di pasar hingga di tepi jalan-jalan yang ramai.
"Kalau dulu mah masih banyak pohon kelapa di Cilegon, tinggal panjat ambil di ladang, sekarang mah udah jarang, ladangnya aja udah pada jadi pabrik, perumahan, mall, jadi janurnya sekarang mah harus beli. Ya masih murah sih ya rezekinya pedagang jadi berkah Ramadhan. Tapi saya mah khawatir tradisi nenek moyang yang sudah lama diwariskan mungkin sejak Jaman Kesultanan Banten, ini bisa punah. Karena pohon kelapa di Cilegon sudah berkurang drastis, anak-anak muda juga sekarang banyak yang gak bisa membuat kerangka ketupat," kata Sarmanah salah satu Ibu-ibu di Cilegon. Senin (25/3/2024).
"Makanya ada semacam pesan dari orang tua dulu; kalau anak bujang yang tidak bisa bikin kerangka ketupat nanti dapat No***Bima, dan anak gadis yang bisa bikin ketupat bakal dapat Ko***Bima," imbuhnya.
Setelah tempurung ketupat dibuat, sebelum diisi beras dan masak, tempurung ketupat yang sudah jadi biasanya disimpan ditempat yang lembab atau diembunkan. Baru pada pagi harinya, ketupat di masak.
Proses perebusan ketupat di Cilegon biasanya dilakukan pakai kayu bakar, hal ini selain untuk mempertahankan rasa orisinal juga agar bisa merebus dengan jumlah yang banyak
Selain ketupat, dalam tradisi qunutan khas masyarakat Banten tersebut, masyarakat juga sibuk membuat hidangan ragam sayur dan lauk pauk dari daging. Baik ayam, bebek sapi atau kerbau.
Sehingga secara tidak langsung tradisi qunut juga menjadi berkah Ramadhan tersendiri bagi para pedagang daging. Seperti Tb. Ade pedagang ayam dan bebek di kawasan Pasar Kranggot, Cilegon.
"Alhamdulillah ramai pembeli, saya ikut kebutuhan masyarakat kita, Banten khususnya di Cilegon ini yang ramai membeli daging. Biasanya pada munggahan awal masuk puasa, pertengahan qunutan besok dan nanti saat pregpegan atau H-1 lebaran. Makanya untuk qunutan besok saya sudah siapkan ratusan ayam ada ayam kampung, ayam merah ayam potong dan bebek entog untuk dijual. Soal harga kita ikut pasaran," katanya.
"Kalau hari biasa kita lakukan berkisar belasan hingga puluhan ekor, tapi di 3 momen Ramadhan itu kita bisa jual sampai ratusan ekor ayam dan bebek. Kalau pedagang daging sapi atau kerbau katanya hari biasa motong 1-2 ekor di hari biasa, tapi di 3 momen Ramadhan, bisa motong 5-8 ekor," imbuh pedagang yang akrab disapa Ade Epoy ini.
Setelah ketupat beserta lauk pauk dan ragam sayur sudah matang dan siap disantap, pada siang atau sore hari di Hari Ke-15 yang jatuh pada Selasa (26/3/2024), kemudian pada sore menjelang berbuka puasa, sebagian ketupat sayur dan lauknya dibawa ke masjid atau mushola untuk riungan dan dibacakan do'a. Dan dibagikan kembali kepada jama'ah. Jadi antara tetangga bisa saling merasakan olahan masakan tetangganya.
Dari informasi yang dihimpun, tradisi qunutan ini juga sebagai ungkapan rasa syukur ummat Islam di Banten yang sudah melewati separuh bulan dari kewajiban puasa penuh selama satu bulan di Bulan Suci Ramadhan. (*/red)
#Peristiwa
Komentar