Poyek akses Jalan Situ Rawa Arum (doki aktivis Cilegon)
CILEGON— Sejumlah aktivis di Kota Cilegon menyoroti kegiatan pembangunan proyek Jalan Akses Situ Rawa Arum. Pasalnya proyek Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Cilegon itu, dalam realisasi pelaksanaannya diduga terdapat kejanggalan.
Seperti yang diungkapkan oleh aktivis senior dan juga pengamat pembangunan, Hamami Hambali yang menduga tidak profesionalnya pihak ketiga atau kontraktor pelaksana proyek, yang diduga lamban dalam merealisasikan pekerjaan sesuai dalam SPK tertanggal 21 Oktober 2024.
"Pelaksana diduga tidak profesional yang harusnya segera dikerjakan pekerjaan tersebut paling lama 14 hari setelah terbitnya SPK, tetapi kenapa baru dimulai di penghujung tahun, ini ada apa?," ungkapnya. Kamis (19/12/2024).
"Perlu dipertanyakan peran Peltek, Konsultan Pengawas serta PPK, kerjaannya ngapain? apakah sudah ada teguran secara lisan maupun tulisan? jangan sampai pelaksana telat gara-gara mengandalkan uang muka, kalaupun benar, saya pertanyakan profesionalalisme perusahaannya,?" sambungnya.
Hamami mendesak keseriusan pihak Dinas PUPR Kota Cilegon dalam proyek yang menguras APBD Kota Cilegon Tahun 2024 hampir Rp 3 miliar atau Rp 2.883.676.400;
"Walaupun memang di klausul kontrak berhak mendapatkan uang muka, tetapi harus ada kajian terlebih dahulu, dan pekerjaan dengan nilai fantastis tersebut pekerjaannya jangan sampai asal-asalan tanpa mengutamakan kualitas, metode pelaksanaan jelas harus diperhatikan oleh pelaksana PT Naga Hitam Pratama, Peltek dan Konsultan Pengawas PT Aksara Sakti Utama, dimana rasa tanggung jawabnya dalam hal pekerjaan tersebut,? Lantas alat utama yang jelas-jelas di persyaratkan, dimana?," bebernya.
Bahkan Ketua LSM Japati Kota Cilegon, Ari Hermawan bersama Ketua LSM Inakor Provinsi Banten, Handi Oktavianus mengaku sudah cek ke lokasi proyek melakukan investigasi dengan membawa alat ukur besi.
"Saya selaku Ketua LSM Japati Kota Cilegon menduga ada temuan beberapa matrial yang tidak sesuai spek setelah saya melakukan investigasi langsung ke lokasi proyek pembetonan." ujar Ari.
"Kami juga mempertanyakan besi dowel dalam konstruksi beton ini," imbuhnya.
Sementara itu, Handi Oktavianus menyebutkan soal urgensi pembangunan jalan di lokasi tersebut. Mengingat masih banyak kondisi jalan di Kota Cilegon yang sudah tidak dan belum diperbaiki.
"Kalau memang lokasi ini merupakan objek wisata yang jelas menjadi sumber PAD Kota Cilegon wajar menjadi prioritas pembangunan. Tapi apakah sudah ada PAD sektor Pariwisata dari Situ Rawa Arum ini? Sementara banyak jalan-jalaan lain yang rusak dan urgensinya untuk masyarakat luas harus segera diperbaiki, tapi belum. Seperti Jalan penghubung Kelurahan Ketileng-Karang Asem, Jalan Purbaya di beton baru ratusan meter saja, terus banyak alan-jalan lingkungan yang rusak," beber Handi.
"Dan dari hasil investigasi kami LSM Inakor bersama LSM Japati sudah mendapatkan sejumlah dugaan kejanggalan, termasuk ada tidaknya LC (learn concrete)?, tandasnya.
Tidak ada pihak kontraktor saat coba dikonfirmasi di lokasi proyek. Salah satu pekerja yang mengaku mandor pekerja bahkan mengaku tidak tahu kontak pihak pelaksana, saat diminta untuk dikonfirmasi.
Sementara Kepala Dinas PUPR Kota Cilegon, Tb Dendi Rudiatna saat coba dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsAppnya, pihaknya optimis pekerjaan proyek tersebut akan selesai sebelum akhir tahun karena didukung kondisi lahan yang baik. Terkait urgensi proyek ini, pihaknya menjelaskan sebagai pendukung program nasional berupa pembangunan Rest Area 97.
"Jalan Akses Rawa Arum insyallah selesai karena lkondisi lapangan pekerjaan lebih mudah. Selamjutnya jalan ini sebagai dukungan rest area 97 yang akan dibangun oleh pemerintah pusat," jawabnya.
(*/red)
#Pembangunan