Kritik Kinerja Robinsar-Fajar, Aktivis: Kurang Greget, Kebanyakan Seremonial
Jum'at, 28 Maret 2025

Iklan Semua Halaman

Kritik Kinerja Robinsar-Fajar, Aktivis: Kurang Greget, Kebanyakan Seremonial

Senin, 24 Maret 2025
Aktivis Jalanan Kota Cilegon, Ade Maftuhi


CILEGON— Perjalanan 100 Hari kepemimpinan Walikota Cilegon dan Wakil Walikota Cilegon, Robinsar-Fajar Hadi Prabowo yang  dilantik pada 20 Februari lalu, dinilai kurang greget dan belum ada gebrakan program yang signifikan memberikan manfaat kepada masyarakat kota industri tersebut.

"Kita soroti kurang tegasnya pemimpin," kata Aktivis Jalanan Kota Cilegon, Ade Maftuhi. Senin (24/3/2025).

Ade menilai, berjalannya kepemimpinan  Robinsar-Fajar selama sebulan lebih ini, masih berkutat pada agenda kedinasan yang berisi acara seremonial. Dan kurang begitu peka untuk up date dengan isu-isu yang berkembang di media sosial.

"Kurang begitu serius dalam menyikapi permasalahan yang terjadi di wilayah dan lingkungan. Seharusnya sebagai pemerintah yang digaji rakyat apalagi amanah seorang pemimpin, bisa selalu memperhatikan terhadap para pegiat sosial, pegiat literasi dan para pegiat- pegiat lainnya untuk bisa memfasilitasi serta menyerap aspirasi masyarakat," tegasnya.

"Termasuk para pegiat sosial yang ada di Kota Cilegon yang tidak henti meyoroti aktifitas industri-industri besar dengan sebagala potensinya. Dan itu diperlukan sebuah gebrakan pemimpin, agar bisa membawa kesejahteraan masyarakatnya," sambungnya.

Ade berharap walikota dan wakilnya yang baru dan masih muda ini, bisa tegas dan melakukan koordinasi kepada perusahaan-perusahaan besar untuk secara maksimal menyerap tenaga kerja lokal dan patuh terhadap aturan untuk komitmen dalam mencegah dampak kerusakan terhadap lingkungan dan sosial.

"Sebagai kota industri dengan segala potensinya, harusnya serapan tenaga kerja lokal tinggi dong, kinerja OPD terkait, sejauh ini bagaimana? masyarakat kota industri harusnya sejahtera. Dan tolong patuhi aturan Amdal, harus benar benar dipahami dan dijalankan. Dan bagi perusahaan yang tidak mengikuti aturan Amdal harus diberi sanksi tegas sesuai aturan yang ada," ucap Ade.

Selain itu, aktivis yang akrab disapa Kang Ade ini juga menyayangkan kurangnya sarana dan fasilitas untuk para seniman dan budayawan di Kota Cilegon.
"Di Cilegon banyak pelaku sejarah pegiat budaya akan tetapi pemerintahnya kurang peka untuk bisa membuat wadah dan regulasi agar mendapat ruang, ya seperti yang  kita rasakan sekarang ini," ujar Ade.

Ade juga melihat kepemimpinan Robinsar-Fajar masih berkutat pada agenda protokoler kedinasan. Kurang greget dan gercep. Ia juga menilai masih banyak persoalan-persoalan lain yang lamban penangananya.

"Sebulan lebih ini biasa-biasa aja masih lebih pada rutinitas kegiatan formal kedinasan, kurang terobosan dan improvisasi terhadap OPD-OPD untuk bekerja lebih optimal. Harusnya lebih banyak turun ke lapangan sebagaimana ia dulu melakukan sosialisasi sebelum maju di Pilkada," ujarnya.

"Kita lihat sampah masih banyak menumpuk di mana- mana, di pinggir jalan, di Pasar Kranggot dan TPS liar. Perbaikan jalan-jalan rusak di JLS an Jalan Protokol untuk persiapan mudik tidak satset dan maksimal, apalagi jalan- jalan di lingkungan warga. Terus penanganan banjir juga, dari OPD-OPD  terkait belum terlihat gregetnya," bebernya.

Ia juga mengajak kepada masyarakat untuk bersama-sama mengingatkan kinerja walikota, tidak hanya di 100 hari pertama.

"Himbauan untuk Masyarakat Cilegon pemerintah butuh kritik yang membangun jangan diam, jika pemimpin kita yang tidak bisa membuktikan keperduliannya terhadap masyarakat dan Kota Cilegon tercinta ini," tandasnya. (*/red)

#Pemerintahan
.
close