Suasana ngaji kitab kuning di salah satu pondok pesantren di Kota Cilegon
CILEGON— Spirit nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil 'alamin diharapkan untuk terus tumbuh dan mengakar di Kota Cilegon.
Hal itu dikatakan M.Ibrohim Aswadi
Panglima Kesatuan Jamiyah Intifadah Muda Banten (Kaji Muda - Banten). Menurutnya, sebagai Kota Santri, di tengah dinamika investasi dan industriliasi yang dapat mengancam peradaban kearifan lokal dan moralitas generasi mendatang.
Peradaban Cilegon sebagai Kota Santri harus tetap terjaga.
"Meskipun geliat dan gempuran kapitalis industrialisasi global terus mencengkram kota ini, namun peradaban besar umat yang fundamen tersebut, harus terus di gembrung, dipersiapan dan dijaga oleh pemerintah daerah dan kita semua, sebagai pondasi dan tembok terakhir bagi umat," ujarnya Ibrohim Aswadi
Mantan anggota DPRD Kota Cilegon Periode 2019-2024 yang kini aktif sebagai dewan Pertimbangan Kadin Kota Cilegon ini, moto yang sedari dulu Kota Cilegon sebagai Kota Santri harus tetap dipertahankan, meskipun kesini perlahan bergeser ke julukan menjadi kota industri, pergudangan dan jasa.
"Karena kota yang tidak mempertahankan entitas peradaban daerahnya, akan tergerus dan tercerabut oleh kemajuan modernisasi yang sebenarnya semu itu.
Kita butuh sebuah proses pembangunan fisik, ekonomi dan seterusnya, tapi ingat, bahwa pada akhirnya kita juga butuh pembangunan ruhiyah dan batiniyah secara mutlak yg tidak akan pernah sirna," ujarnya.
Ibrohim juga menyinggung soal jargon Cilegon Jujur Amanah Religius (Juare) yang diusung Walikota dan Wakil Walikota Cilegon, Robinsar-Fajar saat kampanye Pilkada 2025.
"Maka Solusinya adalah, untuk tetap teguh mempertahankan peradaban sebagai kota santri, pemerintah harus mendorong tumbuh kembangnya pesantren pesantren se-Kota cilegon, sebagai kawah candradimukanya lahiriyah dan jasadiyah umat, meskipun begitu derasnya pembangunan fisik yang ada," tegasnya. (*/red)
#Keagamaan